top of page

Lembah Bayang Maut Corona

Diperbarui: 10 Mei 2022

Maz 23:4  Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya,  sebab Engkau besertaku gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.


Allah sedang mempertontonkan kepada dunia bahwa bayang-bayang maut sedang ada di depan mata.  Jika di Indonesia tidak begitu terasa bagi yang tidak terpapar namun di Itali dan amerika dan beberapa negara Eropa, jumlahnya sangat signifikan,  yang mati dalam waktu satu hari bisa hitungan ratusan bahkan ribuan. Allah tidak sedang mempertontonkan kemuliaanNya kepada dunia tetapi kemurkaanNya. Bayang-bayang maut menghantui semua orang yang sudah terpapar corona apalagi mereka yang sudah usia lanjut. Bagi yang sudah mengidap penyakit bawaan seperti jantung, darah tinggi, diabet yang akut, virus corona merupakan kendaran paling cepat menuju lembah-lembah kekelaman. Corona membawa jalan pintas ke dunia supranatural baik lembah kekelaman maupun kemuliaan yang kekal. 


Organisasi kesehatan PBB WHO badan kesehatan, (sampai artikel ini di tulis merilis bahwa  tidak menemukan virus covid-19 ini bukan buatan manusia dalam arti bahwa virus ini alami. Jika hal ini terjadi maka hukum alam bergerak sendirinya mengingatkan manusia betapa mereka harus sadar bahwa kemampuannya terbatas dalam menghadapi virus yang kecil. Salah satu penyataan Tuhan kepada manusia bahwa manusia memiliki kekuatan yang terbatas jika diperhadapkan dengan penyakit. Dengan demikian manusia akan mencari altenatif pertolongan karena semua dokter dan alat medis sudah mengangkat tangan. Tuhanlah yang menjadi sandaran terakhir. Melalui corona mengajarkan kepada kita jangan bersandar kepada Tuhan di saat bayang-bayang maut dan lembah-lembah kekelaman sedang menyelimuti. Tidak salah saatnya berharap dan bersandar kepada Tuhan dalam segala keadaan namun lebih indah lagi jika kebergantungan kepada Tuhan terjadi saat masih menghirup udara yang segar, semua sehat, kekuatan prima dan segalanya masih berjalan dengan running well. Kalau ini terjadi maka kita akan mengakhiri hidup ini dengan finishing well.


Bila informasi dari media benar-benar valid dan bukan hoax bahwa ditemukan 1500 virus mematikan di laboratorium China[1] maka akan sangat mengerikan jika itu bocor atau tersebar ke seluruh dunia. Bisa dibayangkan satu virus covid-19 saja dunia mengalami kalang kabut apalagi jumlah 1500 virus di China yang mematikan menjangkiti makluk hidup maka manusia bisa punah dalam waktu singkat. Ini bukan sebuah propaganda prediksi ngawur yang sekedar fantasi untuk shock terapi  melainkan sebuah realitas di depan mata. Virus corona ini bukan akhir penderitaan manusia tetapi masih banyak bencana yang mengancam eksistensi manusia yang lebih mengerikan. Jika virus ini penyebaranya melalui droplet "percikan ludah" dan sentuhan badan, hal itu masih bisa diantisipasi dengan social distancing atau di rumah saja. Namun bila penyebarannya melalui udara setiap orang yang menghirup udara bisa terpapar  maka akan sulit menghindarinya. 


Memang dunia ini sedang diperhadapkan lembah-lembah kekelaman, kata lembah kekelaman sendiri dalam mazmur 23:4 menggunakan kata צלמות tsalmâveth  yang memiliki arti "bayangan kematian" Ayub menggambarkan kata ini dengan narasi pekat tidak ada cahaya, "Biarlah kegelapan dan kekelaman menuntut hari itu, awan-gemawan menudunginya, dan gerhana matahari mengejutkannya" ( Ayub 3:5) Tuhan sedang menghadapkan manusia akan adanya lembah-lembah kekelaman. Ini dipertontonkan secara global tidak sembunyi-sembunyi. Tuhan sedang mengadakan perhitungan secara global semua orang tidak terkecuali tidak ada yang kebal. Seperti matahari menyinari seluruh dunia yang bisa dinikmati siapapun jug maka virus covid-19 bisa menjangkiti semua orang baik orang percaya maupun orang tidak percaya. Terbukti banyak anak Tuhan atau hamba Tuhan juga terpapar oleh virus yang menyakitkan ini. Sebenarnya tidak perlu virus covid 19 ini orang bisa memasuki lembah-lembah kekelaman. 


Melalui virus corona yang membawa bayang-bayang maut dapat dilihat siapa orang yang memiliki deposit spirit atau defisit spirit. Orang terlalu berlebihan bila memiliki kekuatiran dan ketakutan tingkat dewa. Itu bukan menunjukkan orang yang memiliki deposit spirit melainkan orang yang memiliki spirit yang dibawah standar. Tuhan dengan segala anugerahnya hilang karena tertutup awan gelap virus corona. Namun bagi orang percaya yang memiliki deposit spirit maka corona ini akan memancarkan sinar kemuliaan Tuhan yang lebih terang. Orang bilang virus kecil ini takut akan panas maka api Tuhan akan membakar segala wabah apapun dan Tuhan terlalu besar untuk itu. 


Setiap orang akan mengalami yang pengkotbah sebut sebagai hari-hari malang atau orang China bilang ciong. Pengkotbah 12:1 Ingatlah  akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!". Sikap kita terhadap orang yanga sedang mengalami musibah tidak boleh memandang rendah.menganggap orang yang sedang mengalami musibah lembah-lembah kekelaman itu adalah mereka yang kena kutuk. Itu bukan sikap yang tidak alkitabiah melainkan sikap orang yang tidak punya hati Yesus Kristus. Lihatlah ketika Yesus menjumpai Lazarus yang sudah di kubur ia tidak menyampaikan kutuk atau merendahkan melainkan turut menangis (Yoh 11). Kitab obaja berkata  : Janganlah memandang rendah  saudaramu, pada hari kemalangannya, dan janganlah bersukacita atas keturunan Yehuda pada hari kebinasaannya;  dan janganlah membual pada hari kesusahannya.


Banyak hamba Tuhan menghina mereka yang terpapar corona dengan tuduhan-tuduhan yang keji. Perkataan-perkataan nyinyir itu persis diucapkan oleh para pembicara agama yang berucap bahwa corona itu hanya untuk orang kafir. Coroan itu menimpa orang-orang yang melawan Allah dan masih banyak nyinyiran lagi. Beberapa hamba Tuhan yang menuduh orang kristen yang kena corona tidak rohani dan sedang kena kutuk, itu sebuah pelecehan terhadap kebenaran. Alkitab jelas mengatakan jangan menganggap rendah orang yang sedang terkena musibah atau sedang mengalami kemalangan. Kita yang diberi kesempatan hidup harus berpikir bagaimana solusi terbaik menghadapi lembah-lembah kekelaman. 


Tuhan membiarkan free will ciptaanNya menentukan pilihan mau terkosentrasi kepada virus maka yang akan muncul adalah ketakutan dan kegelisahan yang luar biasa. Sikap yang tenang akan dapat menyelesaikan masalah. Seluruh bangsa terkena imbas dari virus ini namun bangsa yang paling tenang adalah bangsa Jepang karena sudah terbiasa dengan hidup sehat. Pertama ia tidak berjabat tangan melainkan menundukkan kepala jadi tidak bersentuhan. Biasa membuang sampah pada tempatnya dan biasa mencuci tangan serta biasa menggunakan masker. Tidak suka berjubel lebih baik memberikan kesempatan orang lain. Jadi ketika wabah terjadi jepang sudah terbiasa dengan berbagai macam aturan yang diterapkan untuk pencegahan virus Covid-19.


Reaksi tenang membuat kita bisa memandang Tuhan. Yesaya 30:15 mengatakan :Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,.. Petrus dengan jelas menyatakan bahwa Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa (1 Petrus 4:7). Setiap orang yang berada dalam bayang-bayang maut tidak pernah tenang sebab pengalaman ini pada umumnya tidak sering hanya satu kali sepanjang manusia bernafas dan akan segera meninggalkan kehidupan ini. Jadi memiliki tingkat stress yang paling tinggi. Dari sinilah Orang mengalami ketakutan dan kegelisahan dari tingkat terendah sampai mencapai depresi dan traumatik. 


Yesus berulang kali berkata jangan takut dalam menghadapi hidup ini. Bahkan Ia berkata jangan takut terhadap siapapun yang dapat membunuh tubuh bukan membunuh jiwa. Matius 10:28 mengatakan : Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Virus covid-19 dapat membunuh tubuh tetapi jiwa orang percaya menjadi milik Tuhan. Mengapa Yesus sering kali mengajarkan jangan takut. Ini bukan propaganda murahan atau ayat-ayat sogokan untuk ikut Dia melainkan perkataan yang diberikan untuk kepentingan kita sendiri. 

Ketakutan akan lebih banyak membunuh daripada virus itu sendiri. ketakutan merusakan susunan syaraf dan peredaran tubuh manusia.Jika seseorang mendengar sesuatu dan mengalami ketakutan maka susunan. secara ilmiah dapat diterangkan sebagai berikut :


  1. Ketika menemui salah satu pemicu ketakutan, saraf penglihatan mengirimkan sinyal kepada bagian otak bernama talamus, lalu diteruskan ke amigdala. 

  2. Dari amigdala akan dilepaskan senyawa glutamat, yaitu zat kimia yang digunakan sel saraf untuk mengirim sinyal rasa takut ke sel lain.

  3. Glutamat adalah salah satu asam amino yang paling melimpah di tubuh manusia, sehingga menjadi penyusun utama berbagai protein. Gluitamat terlibat dalam fungsi kognitif seperti belajar dan ingatan di otak.

  4. Ada tiga bentuk respons ketika menghadapi rasa takut. Pertama, freeze yaitu tahap siaga. Kedua, flight yaitu usaha melarikan diri ketika penyebab ketakutan dinilai sudah mengancam. Ketiga, fight yaitu upaya menghadapinya karena kabur dianggap tidak lagi efektif untuk menyelamatkan diri.[2]


Bukan tidak boleh takut tetapi kadar takutnya itu berapa persen dalam kehidupan. Yesus sendiri mengalami ketakutan dan rasanya mau mati ketika berada di Taman Getsemane bahkan tingkat stress yang Yesus alami sampai menembus kulit ari-ari. Alkitab jelas berkata : Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darahyang bertetesan ke tanah (lukas 2:44). Namun itu cukup beberapa jam sesudah itu Ia menghadapi seluruh penderitaan dari pengadilan, via dolorosa sampai kayu salib tanpa sungut-sungut dan ketakutan. Berapa nilai ketakutan kita? kalau kita memiliki nilai ketakutan 90 maka itu tidak wajar. Dimana letaknya iman ketika kita takut? 1 Yohanes 4:18 mengatakan : "Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. 

Kasih kita kepada Allah memungkinkan kita tidak mengalami ketakutan.


Dapat dipastikan ketakutan tidak berada dalam atmosfernya Allah melainkan produk dari kuasa kegelapan. Paulus mengatakan kepada Timotius : "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (2 Timotius 1:7). Ayub mengatakan bahwa apapun yang ditakutkan itu akan mengejar dan menimpanya. Ayub 3:25 mengatakan Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku.

Bayang-bayang maut kebanyakan dirasakan oleh orang-orang di ambang kematian. Namun sebelum di ambang ajal banyak orang mengalami bayang-bayang dalam menghadapi hidup. Orang model seperti ini akan mengalami kematian sebelum waktunya. Virus corona mampu membawa seribu orang ke dalam lembah bayang-bayang maut dalam waktu satu hari. Namun ketakutan bisa menyeret seratus ribu orang menuju lembah kekelaman. Untuk itu betapa pentingnya memiliki deposit spirit. Orang yang memiliki deposit spirit akan melihat gada dan tongkat Tuhan yang menyertai. Ini berarti matanya tertuju kepada tongkat dan gada yakni tuntunan kebenaran Firman Tuhan. 


Orang yang memandang kebenaran firman Tuhan tidak akan memfocuskan pada lembah bayang-bayang maut. Lorong kegelapan membuat seseorang memang mengalami ketakutan tetapi orang yang memiliki deposit spirit akan memandang di ujung lorong ada cahaya yang menantikan dirinya. Ia terus focus akan cahaya kemuliaan Tuhan bukan bayang-bayang kelam yang menyelimuti. Hal terpenting orang yang memiliki deposit spirit bisa mengubah dukacita menjadi sukacita atau ratapan menjadi tari-tarian. Kelihatannya sangat teologis dan teoritis namun bila dipraktekkan maka akan terjadi dalam kehidupan iman. 


Habakuk mengajarkan : Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku (Habakuk 3:17-19). Biarlah lembah bayang-bayang maut yang terbentang di depan kita akan mengajar kita untuk tetap memandang Tuhan. Amin


[1] https://hot.grid.id/read/182111728/terbongkar-sudah-laboratorium-di-wuhan-masih-simpan-1500-jenis-virus-mematikan-peneliti-katakan-hal-ini?page=all [2] https://www.brilio.net/ilmiah/begini-penjelasan-ilmiah-kenapa-manusia-punya-rasa-takut-1707251.html

コメント


bottom of page